Yang kaya makin kaya, yang miskin tambah sengsara... kiranya, filosofi ini benar-benar telah melekat menjadi darah dan daging di tubuh bangsa kita ini... Ketidakpedulian terhadap nasib saudaranya begitu terasa menyengat... hihihihi... tawon kali menyengat... Bayangkan, hanya dalam 1 malam, uang sebesar 4 miliyar habis hanya sekedar untuk acara pesta pernikahan yang baru saja dilangsungkan oleh salah seorang artis muslim di negeri kita. Itu baru acara pernikahannya, belum ininya, belum itunya... Wah, gak kebayang deh, soalnya, jangankan yang segitu, yang “Nol (0) nya di atas enam” aja belum pernah megang...
Hihihi... kasihan deh loe... kismiiiin...
Whahahahaha... ga apa-apa, biar kismin asal setiap hari masih bisa makan nasi sama sambel terasi (yang aduhai) buatan yayangku..., itu saja sudah cukup...
Nah menurut beritanya, acara itu juga banyak dihadiri oleh para pejabat tingkat tinggi... Ckckck... Saya membayangkan, jika para pejabat itu dikunjungi oleh para demonstran (rakyat mereka sendiri) untuk diajak dialog bersama (yang juga pernah saya alamin), pasti susahnya minta ampun, boro-boro bertatap muka, mendengar sepetak-dua petak kata-katanya saja seperti menggali sumur di padang pasir. Mungkin para demonstran di negeri ini harus lebih “pandai” lagi, seperti artis itu, jika ingin mengundang pejabat untuk berdialog, cobalah adakan acara yang spektakuler, yang bombastis. Sekarang memang bukan lagi jamannya tikus senang keju, tapi... duit... “money.. money.. money..” hehehehe... gimana mau dicoba ga?
Hus..!! kok jadi ke sana sih... wong lagi bahas tentang 4 milyar itu... Oh iya... maksudnya sih, sambil menyelam minum air gitu loh..!!
Oke... jadi begini..., dalam Islam, yaitu di agama kita, yang juga agama ke dua artis tersebut, jelas tidak ada sejarahnya Rosululloh saw dan para sahabatnya mencontohkan perbuatan seperti itu... justru mereka mencontohkan bagaimana hidup sederhana, walaupun dalam kenyataannya, mereka adalah orang-orang kaya. Sangat kaya sekali, bahkan jika dibandingkan dengan artis yang kita jadikan sebagai contoh di atas, tidak ada apa-apanya. Coba saja kita hitung, dari 4 orang sahabat yang terkenal, yang kemudian hari mereka menjadi Khulafaurrasyidin, hanya Ali bin Abi Tholib yang terkenal miskin..., dan coba lihat 3 orang selainnya..., Abu Bakar, Umar, Utsman, mereka para Milyarder kelas kakap, top markotop, dan super duper maknyos..., tidak ada yang meragukannya.
Abu Bakar Ash-Shiddiq, apa sih yang beliau tidak punya dari harta kekayaan dunia. Beliau seorang saudagar besar yang kalau mau menumpuk kekayaan, tidak akan habis dimakan tujuh turunan. Tetapi seluruh harta yang beliau miliki diinfaqkan ke baitul muslimin. Ketika ditanya apa yang disisakan untuk anak dan isteri, beliau hanya menjawab bahwa untuk anak dan isteri adalah Allah swt. Subhanallah!
Umar bin Khattab, beliau adalah seorang yang pernah mendapatkan hak eksklusif atas perkebunan kurma di Khaibar. Kalau dinilai nominal, maka hak itu akan membuatnya sangat kayaraya dan bisa membangun istana termegah di muka bumi dengan biaya pribadi, tetapi beliau justru mewakafkannya di jalan Allah swt.
Belum lagi Utsman bin Affan, ah... melihat infaq-infaq yang pernah beliau keluarkan untuk perjuangan Islam selama hidupnya yang jumlahnya WAH bin AJIB, tentu tak akan membuat sejarah salah menulis bahwa beliau adalah seorang yang kere.
Dan bahkan Rosululloh..!! Rosululloh..?? Ya.. Rosululloh saw..!! Kalian pikir beliau siapa..?? Orang miskin..?? Ya iya lah..., emangnya Agan belum pernah denger kalau di rumah beliau jarang ditemukan satupun makanan dan hidup beralaskan tikar kasar..!! Apalagi coba kalau bukan disebut miskin..?? Hahahaha... Bro and sis... cobalah kalau kita melihat sejarah, membaca atau mendengarkannya itu lebih teliti lagi, lebih cerdas, lebih cermat, lebih hemat pangkal kaya dan rajin pangkal pandai... Wong beliau adalah orang yang paling kaya di antara para sahabatnya..!! Masa sih..??
Coba bayangkan.... Rasulullah saw itu sudah mengenal uang ketika umurnya baru menginjak usia 8 tahun, beliau mulai bekerja dan mendapatkan gaji. Pekerjaan pertamanya menggembala kambing. Umur 12 tahun beliau saw sudah pulang pergi ke luar negeri ikut dalam bisnis keluarga. Umur 15 sampai 19 tahun ikut dalam perang sehingga punya pengalaman mlliter. Umur 20 tahun beliau saw sudah menjadi pengusaha yang investornya adalah Khadijah. Sewaktu berumur 25 tahun, beliau menikah dengan investornya. Berapa maharnya? Seratus ekor unta. Bila kita kira-kira dan tanyakan, berapa harga satu ekor unta sekarang? Jauh lebih mahal dari 1 ekor sapi. Kira-kira 10 juta per 1 ekor unta, jadi totalnya berapa? Segini nih: 1.000.000.000 atau ringkasnya = RP. 1 Milyar. Subhanalloh. Ada yang pernah ngliat uang segitu ga?
Namun setelah beliau saw diangkat menjadi Nabi, profesi berdagang beliau saw tinggalkan. Akan tetapi, apakah lantas menjadikan beliau saw jatuh miskin? Tidak, justru saat itulah beliau menjadi orang terkaya. Darimana pemasukan beliau saw? Pemasukan beliau adalah dari ghanimah (harta rampasan perang), di mana oleh Allah swt, beliau diberikan hak istimewa atas setiap harta rampasan perang. Bila suatu kota atau negeri ditaklukkan oleh kaum muslimin, maka beliau punya hak 20% dari rampasan perang. Hak ini menjadikan Rasulullah saw sebagai orang dengan penghasilan terbesar di Madinah. Rampasan perang itu bukan harta yang sedikit, sebab terkait dengan semua aset-aset yang ada di negeri yang ditaklukkan.
"Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kalian peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS Al-Anfal: 41)
Namun semua hak yang beliau terima itu tidak menjadikan beliau saw hidup di istana megah, atau mengoleksi semua baju termahal dunia, atau makan makanan terlezat di dunia. Semua tidak terjadi pada beliau, sebab semua harta yang beliau dapatkan hanya beliau kembalikan lagi buat para fakir miskin dan orang-orang tak punya yang membutuhkan.
Kehidupan pribadi beliau sendiri terlalu bersahaja seperti yang tadi sudah temen-temen sangka, tidur hanya beralas tikar kasar yang kalau beliau bangun, maka masih tersisa bekas cekatannya di kulit beliau. Bahkan pernah 3 bulan dapur rumah beliau tidak mengepulkan asap.
Umar bin Khattab suatu hari pernah mengunjungi rumah beliau saw, sedang saat itu, beliau saw sedang berbaring miring di atas tikar pandan kecil yang bersulam, dan di bawah kepalanya bantal dari kulit berisikan rumput kering. Tak kuasa melihat keadaan yang dialami oleh seorang Rasul yang mulia seperti itu, Umar pun menangis. Ada apa engkau menangis wahai Umar? Tanya Rasulullah saw.
Umar menjawab, "Demi Allah, saya tidak menangis kecuali tahu bahwa engkau lebih Allah muliakan daripada Kisra dan Qaishr. Mereka hidup dalam kesenangan, sementara engkau, Rasulullah saw, di tempat yang saya lihat?"
Rasulullah saw bersabda, "Apakah engkau tidak rela dunia menjadi milik mereka dan akhirat untuk kita?"
Umar menjawab, "Ya, aku rela."
Rasulullah saw bersabda, "Begitulah yang benar"
...spechles...
Kehidupan Rosululloh saw yang begitu sederhana walau memiliki segala-galanya itu pun kemudian diikuti oleh para sahabatnya. Kedermawanan mereka, kepedulian mereka terhadap sesama, infaq-infaq mereka yang luar biasa fi sabilillah, lebih banyak dan lebih sering kita dengar tiada taranya... Namun sayangnya, kita ternyata hanya senang mendengar saja, dan hampir menghabiskan seluruh kehidupan kita seperti layaknya artis-artis itu.... Yah karena mungkin, kita telah beralih pada tauladan yang baru.... Wal’iyadzubillah.
Hihihi... kasihan deh loe... kismiiiin...
Whahahahaha... ga apa-apa, biar kismin asal setiap hari masih bisa makan nasi sama sambel terasi (yang aduhai) buatan yayangku..., itu saja sudah cukup...
Nah menurut beritanya, acara itu juga banyak dihadiri oleh para pejabat tingkat tinggi... Ckckck... Saya membayangkan, jika para pejabat itu dikunjungi oleh para demonstran (rakyat mereka sendiri) untuk diajak dialog bersama (yang juga pernah saya alamin), pasti susahnya minta ampun, boro-boro bertatap muka, mendengar sepetak-dua petak kata-katanya saja seperti menggali sumur di padang pasir. Mungkin para demonstran di negeri ini harus lebih “pandai” lagi, seperti artis itu, jika ingin mengundang pejabat untuk berdialog, cobalah adakan acara yang spektakuler, yang bombastis. Sekarang memang bukan lagi jamannya tikus senang keju, tapi... duit... “money.. money.. money..” hehehehe... gimana mau dicoba ga?
Hus..!! kok jadi ke sana sih... wong lagi bahas tentang 4 milyar itu... Oh iya... maksudnya sih, sambil menyelam minum air gitu loh..!!
Oke... jadi begini..., dalam Islam, yaitu di agama kita, yang juga agama ke dua artis tersebut, jelas tidak ada sejarahnya Rosululloh saw dan para sahabatnya mencontohkan perbuatan seperti itu... justru mereka mencontohkan bagaimana hidup sederhana, walaupun dalam kenyataannya, mereka adalah orang-orang kaya. Sangat kaya sekali, bahkan jika dibandingkan dengan artis yang kita jadikan sebagai contoh di atas, tidak ada apa-apanya. Coba saja kita hitung, dari 4 orang sahabat yang terkenal, yang kemudian hari mereka menjadi Khulafaurrasyidin, hanya Ali bin Abi Tholib yang terkenal miskin..., dan coba lihat 3 orang selainnya..., Abu Bakar, Umar, Utsman, mereka para Milyarder kelas kakap, top markotop, dan super duper maknyos..., tidak ada yang meragukannya.
Abu Bakar Ash-Shiddiq, apa sih yang beliau tidak punya dari harta kekayaan dunia. Beliau seorang saudagar besar yang kalau mau menumpuk kekayaan, tidak akan habis dimakan tujuh turunan. Tetapi seluruh harta yang beliau miliki diinfaqkan ke baitul muslimin. Ketika ditanya apa yang disisakan untuk anak dan isteri, beliau hanya menjawab bahwa untuk anak dan isteri adalah Allah swt. Subhanallah!
Umar bin Khattab, beliau adalah seorang yang pernah mendapatkan hak eksklusif atas perkebunan kurma di Khaibar. Kalau dinilai nominal, maka hak itu akan membuatnya sangat kayaraya dan bisa membangun istana termegah di muka bumi dengan biaya pribadi, tetapi beliau justru mewakafkannya di jalan Allah swt.
Belum lagi Utsman bin Affan, ah... melihat infaq-infaq yang pernah beliau keluarkan untuk perjuangan Islam selama hidupnya yang jumlahnya WAH bin AJIB, tentu tak akan membuat sejarah salah menulis bahwa beliau adalah seorang yang kere.
Dan bahkan Rosululloh..!! Rosululloh..?? Ya.. Rosululloh saw..!! Kalian pikir beliau siapa..?? Orang miskin..?? Ya iya lah..., emangnya Agan belum pernah denger kalau di rumah beliau jarang ditemukan satupun makanan dan hidup beralaskan tikar kasar..!! Apalagi coba kalau bukan disebut miskin..?? Hahahaha... Bro and sis... cobalah kalau kita melihat sejarah, membaca atau mendengarkannya itu lebih teliti lagi, lebih cerdas, lebih cermat, lebih hemat pangkal kaya dan rajin pangkal pandai... Wong beliau adalah orang yang paling kaya di antara para sahabatnya..!! Masa sih..??
Coba bayangkan.... Rasulullah saw itu sudah mengenal uang ketika umurnya baru menginjak usia 8 tahun, beliau mulai bekerja dan mendapatkan gaji. Pekerjaan pertamanya menggembala kambing. Umur 12 tahun beliau saw sudah pulang pergi ke luar negeri ikut dalam bisnis keluarga. Umur 15 sampai 19 tahun ikut dalam perang sehingga punya pengalaman mlliter. Umur 20 tahun beliau saw sudah menjadi pengusaha yang investornya adalah Khadijah. Sewaktu berumur 25 tahun, beliau menikah dengan investornya. Berapa maharnya? Seratus ekor unta. Bila kita kira-kira dan tanyakan, berapa harga satu ekor unta sekarang? Jauh lebih mahal dari 1 ekor sapi. Kira-kira 10 juta per 1 ekor unta, jadi totalnya berapa? Segini nih: 1.000.000.000 atau ringkasnya = RP. 1 Milyar. Subhanalloh. Ada yang pernah ngliat uang segitu ga?
Namun setelah beliau saw diangkat menjadi Nabi, profesi berdagang beliau saw tinggalkan. Akan tetapi, apakah lantas menjadikan beliau saw jatuh miskin? Tidak, justru saat itulah beliau menjadi orang terkaya. Darimana pemasukan beliau saw? Pemasukan beliau adalah dari ghanimah (harta rampasan perang), di mana oleh Allah swt, beliau diberikan hak istimewa atas setiap harta rampasan perang. Bila suatu kota atau negeri ditaklukkan oleh kaum muslimin, maka beliau punya hak 20% dari rampasan perang. Hak ini menjadikan Rasulullah saw sebagai orang dengan penghasilan terbesar di Madinah. Rampasan perang itu bukan harta yang sedikit, sebab terkait dengan semua aset-aset yang ada di negeri yang ditaklukkan.
"Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kalian peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS Al-Anfal: 41)
Namun semua hak yang beliau terima itu tidak menjadikan beliau saw hidup di istana megah, atau mengoleksi semua baju termahal dunia, atau makan makanan terlezat di dunia. Semua tidak terjadi pada beliau, sebab semua harta yang beliau dapatkan hanya beliau kembalikan lagi buat para fakir miskin dan orang-orang tak punya yang membutuhkan.
Kehidupan pribadi beliau sendiri terlalu bersahaja seperti yang tadi sudah temen-temen sangka, tidur hanya beralas tikar kasar yang kalau beliau bangun, maka masih tersisa bekas cekatannya di kulit beliau. Bahkan pernah 3 bulan dapur rumah beliau tidak mengepulkan asap.
Umar bin Khattab suatu hari pernah mengunjungi rumah beliau saw, sedang saat itu, beliau saw sedang berbaring miring di atas tikar pandan kecil yang bersulam, dan di bawah kepalanya bantal dari kulit berisikan rumput kering. Tak kuasa melihat keadaan yang dialami oleh seorang Rasul yang mulia seperti itu, Umar pun menangis. Ada apa engkau menangis wahai Umar? Tanya Rasulullah saw.
Umar menjawab, "Demi Allah, saya tidak menangis kecuali tahu bahwa engkau lebih Allah muliakan daripada Kisra dan Qaishr. Mereka hidup dalam kesenangan, sementara engkau, Rasulullah saw, di tempat yang saya lihat?"
Rasulullah saw bersabda, "Apakah engkau tidak rela dunia menjadi milik mereka dan akhirat untuk kita?"
Umar menjawab, "Ya, aku rela."
Rasulullah saw bersabda, "Begitulah yang benar"
...spechles...
Kehidupan Rosululloh saw yang begitu sederhana walau memiliki segala-galanya itu pun kemudian diikuti oleh para sahabatnya. Kedermawanan mereka, kepedulian mereka terhadap sesama, infaq-infaq mereka yang luar biasa fi sabilillah, lebih banyak dan lebih sering kita dengar tiada taranya... Namun sayangnya, kita ternyata hanya senang mendengar saja, dan hampir menghabiskan seluruh kehidupan kita seperti layaknya artis-artis itu.... Yah karena mungkin, kita telah beralih pada tauladan yang baru.... Wal’iyadzubillah.
Post a Comment